Apa Itu Reseller dan Dropship? - Bisnis online shop atau toko online, sekarang ini sedang menjuarai dalam dunia bisnis online. Mengapa menjuarai dalam bisnis yang dilakukan secara online? Hal ini karena kelanjutan dari kegiatan bisnis yang dilakukan secara offline. Namun selain itu, perkembangan teknologi semakin mendukung toko secara online, mulai dari mudahnya berbelanja, pencatatan data transaksi, komunikasi, banyak pilihan barang dengan harga yang bersaing dan sebagainya. Baru-baru ini toko online sudah tersedia di dalam sebuah aplikasi, hanya tinggal mendownload lalu mengaktifkan atau mengunjungi toko lewat aplikasi pilihan. Bila menggunakan aplikasi, maka berbeda dari tampilan web karena menggunakan smartphone baik android, windows phone maupun iphone milik Apple.
Bukan dalam hal teknologinya saja yang berkembang, sistem online shop pun berkembang. Tersiar kabar bahwa sistem penjualan produk fisik terpecah menjadi dua yaitu sistem dropship dan reseller. Kalau sistem reseller, semua orang sudah paham maksudnya. Namun yang menjadi masalah, apa sih dropship? Sebagian pemula mungkin akan dibingungkan dalam pengertian dropship walaupun bisa jadi tidak ada perbedaan mencolok dengan reseller, hanya beda-beda tipis saja.
Bagi anda yang sudah paham pengertian sistem penjualan dropship dan reseller, perlu juga untuk mendalami lebih lanjut dari pembahasan ini. Hal ini untuk membuat kesimpulan bahwa sebenarnya tidak ada sistem yang baru, hanya hal teknis saja yang membuat berbeda antara sistem online shop dan offline shop. Baiklah seribupeluang sudah mengulas pengertian dari kedua jenis sistem tersebut, simak ulasannya berikut ini.
Pengertian Reseller dan Dropship dan Mana Yang Terbaik
1. Pengertian Reseller
Untuk menyatukan pemahaman, antara reseller dan dropship online shop, alangkah baiknya menjelaskan terlebih dahulu arti dari sistem reseller. Reseller terdiri dari “re” dan “seller” yang arti sederhananya penjual ulang atau pengecer. Ketika bermakna si penjual menjual ulang, berarti sebelumnya mengandalkan produk yang sudah ada yakni produk suplier.
Reseller tentu memakai sistem eceran dalam menjualkan produk, sehingga yang menjadi suplier adalah pihak agen yang menerapkan sistem grosir dalam penjualan produk. Bisa juga pihak agen menjual dalam bentuk eceran yang langsung ke tangan konsumen.
Bila berbicara sistem reseller, memang ada di agen-agen tertentu yang menerapkan sistem reseller. Artinya menjadi anggota yang berhak mendapatkan harga murah untuk bisa dijual kembali. Biasanya ada syarat-syarat tertentu agar bisa menjadi anggota reseller seperti berbelanja maksimal 6 bulan sekali, dihentikan keanggotaannya bila tidak berbelanja maksimal 6 bulan, dan sebagainya.
Sistem reseller pun berlaku di dalam dunia online shop. Banyak sekali pihak pemilik atau suplier yang memberlakukan sistem reseller seperti menentukan syarat jumlah berbelanja agar menjadi anggota reseller. Ada juga pihak suplier yang tanpa syarat untuk menjadi reseller walaupun tidak terlalu banyak yang memberlakukan, mengingat hal ini bukan strategi penjualan yang bagus.
Apakah beda antara reseller dan affiliate? Sebagian pebisnis mengaburkan makna reseller yaitu semacam affiliate sehingga sistem reseller yang dijalankan hanya berupa sistem affiliate. Padahal berbeda jauh. Kalau reseller lebih kepada berbelanja untuk berjualan sedangkan affiliate hanya sekedar memasarkan produk lewat kote affiliate yang sudah ditentukan.
2. Pengertian Dropship
Kalau arti sistem dropship (pelakunya sering disebut dropshiper), hanya berbeda dalam hal teknis berbelanja saja. Bila membahas kesamaan, sama seperti sistem reseller. Sehingga di sini tidak perlu panjang lebar menjelaskan makna dari sistem dropship. Makna dropship berasal dari kata “drop” dan “ship” yang bisa jadi adalah si reseller “menjatuhkan tanggung jawab” pada suplier.
Apa perbedaan antara sistem dropship dan reseller? Perbedaannya adalah hanya masalah waktu berbelanja. Kalau reseller, berbelanja di awal sebelum terjadi sebuah transaksi yang dilakukan pemilik toko dan pembeli. Sedangkan dropship, berbelanja di belakang ketika sudah terjadi transaksi yang dilakukan si pemilik toko dan pembeli. Sebagian hasil pembayaran si pembeli itulah digunakan untuk berbelanja produk dan memerintahkan suplier untuk melakukan pengiriman langsung ke tangan si pembeli.
Lebih jelas yang ditekankan sistem dropship adalah:
1. Belanja produk sesuai jumlah item pemesanan para pembeli produk
2. Pengepakan dan pengiriman dilakukan para suplier
Jadi karena si reseller belanja hanya per pesanan jadi ada sikap menyerahkan tanggung jawab pengepakan dan pengiriman pada suplier sehingga disebut dropship. Kira-kira begitu.
Bisa dikatakan online shop yang menggunakan sistem dropship murni terjadi ketika muncul era online mengingat dalam hal teknis lebih mendukung terjadinya sistem dropship. Walaupun strategi penjualan sistem dropship sepertinya sudah ada sejak dulu. Hal ini pun didukung dengan munculnya situs marketplace dropship, sebuah situs sebagai tempat perkumpulan para pemilik toko online yang menerapkan sistem dropship.
Lalu Pilih Dropship Atau Reseller Untuk Bisnis Online?
Jawaban yang paling simpel adalah sesuaikan dengan kemampuan anda. Bila mampu menggunakan sistem dropship, mungkin sudah menemukan patner yang terpercaya, bisa menggunakan sistem ini. Namun bila sudah mencukupi permodalan untuk berbelanja produk, dan yakin bisa terjual, bisa memilih sistem reseller.
Namun menurut penulaian pribadi penulis, setelah meriset beberapa online shop yang menerapkan sistem dropship, rata-rata harga produk yang dijual untuk member dropship hampir sama dengan harga untuk konsumen pada umumnya bila melihat pesaing toko online yang lain. Artinya apa? Bila anda menjual produk dan ada kenaikan harga untuk mencari keuntungan, harga produk yang dijual di atas harga pasar atau minimal dikalahkan dengan pesaing yang lebih terpercaya yang menjual produk di bawah harga yang anda tentukan. Soal harga pasaran penting diperhatikan bila mau menerapkan sistem dropship barangkali si suplier bukan agen produk melainkan reseller juga.
Jadi, memilih sistem reseller jauh lebih menguntungkan walaupun secara hitung-hitungan bisa rugi di awal karena harus berbelanja produk sebelum terjadi penjualan. Solusi yang bisa dilakukan adalah berjualan tanpa stok produk. Terpenting anda sudah memiliki target suplier yang mudah dijangkau, memiliki web online shop, dan siap dalam modal belanja produk yang ditentukan si suplier.
Apa untungnya berjualan tanpa stok produk? Kentungannya justru akan disamakan dengan sistem dropshop yaitu berbelanja ketika terjadi pemesanan. Namun karena si konsumen memesan produk di saat stok kosong, maka harus ada strategi penjualan yang lain. Bisa saja strategi pending pengiriman dengan pemberian potongan harga. Untung sedikit tidak masalah. Terpenting adalah tahu produk apa saja yang laku terjual. Nah, produk yang laku terjual itulah yang menjadi target belanja.
Berikut keuntungan berjualan tanpa stok produk:
- Belanja ketika terjadi pemesanan
- Bisa meriset produk yang banyak di pesan
- Membangun brand karena memberikan diskon ketika terjadi stok kosong
Mungkin saja anda berniat memilih sistem dropship untuk online shop mengingat tanpa belanja produk di awal. Namun ketika melihat harga pasaran membuat produk yang anda jual melebihi dari standar, anda akan menghentikan penjualannya. So, sistem reseller jauh lebih baik dengan tetap menggunakan strategi penghematan modal belanja. Seperti yang sudah dijelaskan, cukup dengan startegi “Jualan Tanpa Stok Barang”
Baca Juga : 6 Tips Sukses Membangun Startup Bisnis Untuk Pemula
Itulah sedikit informasi mengenai reseller dan juga dropship, pilihan mana yang anda ambil tentu kembali lagi dengan kebutuhan dan kemampuan. Semoga informasi di atas bisa bemanfaat khususnya bagi anda yang bingung dengan kedua jenis sistem penjualan di atas. Terimakasih sudah menyimak, jangan lupa untuk bagikan artikel ini di media sosial masing-masing ya. Salam sukses dan terimakasih sudah menyimak pengertian reseller dan dropship di toko online.